Sabtu, 23 Oktober 2010

Kalimat Efektif

Kalimat dikatakan efektif apabila berhasil menyampaikan pesan, gagasan, perasaan, maupun pemberitahuan sesuai dengan maksud si pembicara atau penulis. Untuk itu penyampaian harus memenuhi syarat sebagai kalimat yang baik, yaitu strukturnya benar, pilihan katanya tepat, hubungan antarbagiannya logis, dan ejaannya pun harus benar.

Ciri-ciri kalimat efektif: (memiliki)
1. KESATUAN GAGASAN

Memiliki subyek,predikat, serta unsur-unsur lain ( O/K) yang saling mendukung serta membentuk kesaruan tunggal.

2. KESEJAJARAN
Memiliki kesamaan bentukan/imbuhan. Jika bagian kalimat itu menggunakan kata kerja berimbuhan di-, bagian kalimat yang lainnya pun harus menggunakan di- pula.

3. KEHEMATAN
Kalimat efektif tidak boleh menggunakan kata-kata yang tidak perlu. Kata-kata yang berlebih. Penggunaan kata yang berlebih hanya akan mengaburkan maksud kalimat.
Bunga-bunga mawar, anyelir, dan melati sangat disukainya.

4. KELOGISAN
Kalimat efektif harus mudah dipahami. Dalam hal ini hubungan unsur-unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logis/masuk akal.
Contoh :
Waktu dan tempat saya persilakan.


Berikut ini akan disampaikan beberapa pola kesalahan yang umum terjadi dalam penulisan serta perbaikannya agar menjadi kalimat yang efektif.

1. Penggunaan dua kata yang sama artinya dalam sebuah kalimat :

- Sejak dari usia delapan tauh ia telah ditinggalkan ayahnya.

(Sejak usia delapan tahun ia telah ditinggalkan ayahnya.)

- Hal itu disebabkan karena perilakunya sendiri yang kurang menyenangkan.

(Hal itu disebabkan perilakunya sendiri yang kurang menyenangkan.

2. Penggunaan kata berlebih yang ‘mengganggu’ struktur kalimat :

- Menurut berita yang saya dengar mengabarkan bahwa kurikulum akan segera diubah.

(Berita yang saya dengar mengabarkan bahwa kurikulum akan segera diubah. / Menurut berita yang saya dengar, kurikulum akan segera diubah.)

- Kepada yang bersalah harus dijatuhi hukuman setimpal.

(Yang bersalah harus dijatuhi hukuman setimpal.)

3. Penggunaan imbuhan yang kacau :

- Yang meminjam buku di perpustakaan harap dikembalikan.

(Yang meminjam buku di perpustakaan harap mengembalikan. / Buku yang dipinjam dari perpustakaan harap dikembalikan)

- Ia diperingati oleh kepala sekolah agar tidak mengulangi perbuatannya.

(Ia diperingatkan oleh kepala sekolah agar tidak mengulangi perbuatannya.

4. Kalimat tak selesai :

- Manusia yang secara kodrati merupakan mahluk sosial yang selalu ingin berinteraksi.

(Manusia yang secara kodrati merupakan mahluk sosial, selalu ingin berinteraksi.)

- Rumah yang besar yang terbakar itu.

(Rumah yang besar itu terbakar.)

5. Penggunaan kata dengan struktur dan ejaan yang tidak baku :

- Kita harus bisa merubah kebiasaan yang buruk.

(Kita harus bisa mengubah kebiasaan yang buruk.)

- Pertemuan itu berhasil menelorkan ide-ide cemerlang.

(Pertemuan itu telah menelurkan ide-ide cemerlang.)

6. Penggunaan tidak tepat kata ‘di mana’ dan ‘yang mana’ :

- Saya menyukainya di mana sifat-sifatnya sangat baik.

(Saya menyukainya karena sifat-sifatnya sangat baik.)

- Rumah sakit di mana orang-orang mencari kesembuhan harus selalu bersih.

(Rumah sakit tempat orang-orang mencari kesembuhan harus selalu bersih.)

7. Penggunaan kata ‘daripada’ yang tidak tepat :

- Seorang daripada pembatunya pulang ke kampung kemarin.

(Seorang di antara pembantunya pulang ke kampung kemarin.)

- Seorang pun tidak ada yang bisa menghindar daripada pengawasannya.

(Seorang pun tidak ada yang bisa menghindar dari pengawasannya.)

8. Pilihan kata yang tidak tepat :

- Bukunya ada di saya.

(Bukunya ada pada saya.)

Sumber :

www.bisnet.or.id/vle/mod/resource/view.php?id=1057

Paragraf Deskriptif

Paragraf Deskripsi

Deskripsi adalah salah satu jenis karangan yang melukiskan suatu objek sesuai dengan keadaan yang sebenarnya sehingga pembaca dapat melihat, mendengar, merasakan, mencium secara imajinatif apa yang dilihat, didengar, dirasakan, dan dicium oleh penulis tentang objek yang dimaksud.

Contoh

Gadis kecil itu. Ia terus memandangi lautan yang biru. Gulungan riak-riak kecil tak
membuatnya bergeming. Hembusan hawa pantai nan panas, tak membuat matanya
beralih dari laut. Air pantai terus menyapu lembut kulit kakinya. Deburan suara ombak mengisiki telinganya. Hari itu langit tak berawan. Ia terus memandangi laut. Laut
yang semakin biru sampai ambang cakrawala.Ia memandangi nelayan yang tengah
menepi. Memandangi pulau kecil nan jauh di seberang sana. Ia benci laut!
Gadis itu benci laut, karena di sanalah kedua orang tuanya meninggal.

Penjelasan Lanjut

Contoh paragraf deskripsi Bahasa Indonesia adalah sebuah paragraf yang menjelaskan segala sesuatunya dengan detail dan rinci. Misalnya menjelaskan tentang mobil maka dalam paragraf deskripsi akan dijelaskan secara detail misalnya bentuk mobil itu, warnanya, bagaimana kondisi bannya, kursinya dan semua hal detailnya.

Contoh paragraf deskripsi bahasa Indonesia yang paling sering digunakan adalah di dalam novel atau cerpen dimana penjelasan yang rinci untuk pembaca sangat dibutuhkan.

Sabtu, 16 Oktober 2010

Kalimat dasar bahasa Indonesia

Dalam berbahasa, baik secara lisan maupun tulis, kita sebenarnya tidak mengunakan kata-kata secara lepas. Akan tetapi, kata-kata itu terangkai mengikuti aturan atau kaidah yang berlaku sehingga terbentuklah rangkaian kata yang dapat mengungkapkan gagasan, pikiran, atau perasaan. Rangkaian kata yang dapat mengungkapkan gagasan, pikiran, atau perasaan itu dinamakan kalimat.

Unsur – unsur kalimat :

1. SUBYEK

adalah Unsur yang melakukan suatu tindakan atau kerja dalam suatu kalimat.

2. PREDIKAT

adalah sebagai unsur kata kerja.

3. OBYEK

adalah unsur yang dikenai kerja oleh subyek.

4. KETERANGAN

adalah kata keterangan kalimat tersebut terjadi dapat berupa keterangan waktu ataupun tempat kejadian.

5. PELENGKAP

adalah unsur yang melengkapi kalimat tak berobyek (Contoh : Adik menangis tersedu-sedu).

Kalimat yang kita gunakan sesungguhnya dapat dikembalikan ke dalam sejumlah kalimat dasar yang sangat terbatas. Dengan perkataan lain, semua kalimat yang kita gunakan berasal dari beberapa pola kalimat dasar saja. Sesuai dengan kebutuhan kita masing-masing, kalimat dasar tersebut kita kembangkan, yang pengembangannya itu tentu saja harus didasarkan pada kaidah yang berlaku. Pola dasar kalimat bahasa Indonesia adalah sebagai berikut :

· Kalimat Dasar Berpola S P

Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek dan predikat. Predikat kalimat untuk tipe ini dapat berupa kata kerja, kata benda, kata sifat, atau kata bilangan. Misalnya:

(1) Mereka / sedang berenang.

S P (kata kerja)

(2) Ayahnya / guru SMA.

S P (kata benda)

(3) Gambar itu / bagus.

S P (kata sifat)

(4) Peserta penataran ini / empat puluh orang.

S P (kata bilangan)

· Kalimat Dasar Berpola S P O

Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan objek. Misalnya:

(5) Mereka / sedang menyusun / karangan ilmiah.

S P O

· Kalimat Dasar Berpola S P Pel.

Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan pelengkap. Misalnya:

(6) Anaknya / beternak / ayam.

S P Pel.

· Kalimat Dasar Berpola S P O Pel.

Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, dan pelengkap. Misalnya:

(7) Dia / mengirimi / saya / surat.

S P O Pel.

· Kalimat Dasar Berpola S P K

Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan keterangan. Misalnya:

(8) Mereka / berasal / dari Surabaya.

S P K

· Kalimat Dasar Berpola S P O K

Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, dan keterangan. Misalnya:

(9) Kami / memasukkan / pakaian / ke dalam lemari.

S P O K

Kalimat yang Baik dan Benar

Kalimat yang benar adalah kalimat yang sesuai dengan aturan atau kaidah yang berlaku, baik yang berkaitan dengan kaidah tata bunyi (fonologi), tata bahasa, kosakata, maupun ejaan. Sementara itu, kalimat yang baik adalah kalimat yang efektif, yaitu kalimat yang dapat menyampaikan pesan/informasi secara tepat. Perhatikan kedua contoh kalimat berikut ini.

(10) Dia mencarikan pekerjaan untuk saya.

(11) Kucing itu telah wafat dengan sukses.

Kata kerja mencarikan tergolong kata kerja benefaktif, dalam arti, pekerjaan tersebut

dilakukan untuk orang lain. Oleh karena itu, kata kerja tersebut harus diikuti oleh objek yang

berupa orang sehingga susunan yang benar untuk kalimat (10) adalah Dia mencarikan saya

pekerjaan. Akan tetapi, walaupun tidak memenuhi syarat sebagai kalimat yang benar, kalimat

(10) dapat dikatakan sebagai kalimat yang baik karena dapat menyampaikan pesan/informasi.

Sebaliknya, kalimat (11) tergolong kalimat yang benar karena telah memenuhi kaidah tata

bahasa (ada subjek, predikat, dan keterangan), tetapi tidak dapat menyampaikan pesan secara

efektif. Orang akan bertanya-tanya, mengapa untuk kucing digunakan kata wafat, dan mengapa

kata wafat diberi keterangan sukses.

Berikut ini dipaparkan beberapa ciri kalimat yang baik dan benar.

· Kalimat Memiliki Subjek yang Jelas

· Kalimat Memiliki Predikat yang Jelas

· Bagian Kalimat Majemuk tidak Dipenggal

· Kalimat Disusun secara Padu

Yang dimaksud dengan kepaduan dalam kalimat adalah adanya hubungan timbal balik

yang baik dan jelas di antara unsur-unsur (kata atau kelompok kata) yang membentuk kalimat tersebut.

· Kalimat Memiliki Bentuk-bentuk yang Sejajar (Paralel)

Kesejajaran bentuk berarti pengungkapan gagasan-gagasan yang sama fungsinya ke

dalam suatu bentuk atau struktur yang sama pula. Bila salah satu gagasan dinyatakan dalambentuk kata benda, gagasan lain yang memiliki fungsi yang sama dinyatakan dalam bentuk kata benda pula.

· Susunan Kalimat dengan Kata-kata yang Hemat

Untuk menjaga kehematan, kata, kelompok kata, atau bentuk lain yang tidak diperlukan

sebaiknya dihilangkan.

· Susunan Kalimat dengan Ketunggalan Arti (Tidak Ambigu)

Bahasa formal dan ilmiah mensyaratkan ketunggalan arti. Dengan demikian, kita harus

secara saksama mempertimbangkan setiap kata, kelompok kata, atau kalimat yang akan kita pakai agar pembaca memahami hal yang kita ungkapkan persis seperti yang kita maksudkan.

· Susunan Kalimat harus Logis

Disamping harus gramatikal, kalimat juga harus logis, dalam arti, harus mengandung penalaran atau logika yang baik atau dapat diterima oleh akal sehat.

Sumber :

http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2010/03/kalimat_dalam_bahasa_indonesia.pdf

Sabtu, 09 Oktober 2010

Variasi bahasa

Ragam bahasa dalam bahasa Indonesia berjumlah sangat banyak . Maka itu, ia dibagi atas dasar pokok pembicaraan, perantara pembicaraan, dan hubungan antarpembicara.

Ada 3 bahasa di Indonesia

  • Bahasa Indonesia
  • Bahasa daerah
  • Bahasa asing

Keterpakaian bahasa sebagai Sarana Ilmu, Budaya, dan Sastra

· Digunakan sbg sarana pengembangan iptek: 360.000 istilah bidang ilmu

· Digunakan untuk pengembangan budaya nasional

· Digunakan untuk pengembangan susastra Indonesia dan serumpun

RAGAM BAHASA INDONESIA

· Berdasarkan Penutur

· Dialek

· Sosiolek

· Berdasarkan Sarana

· Lisan

· Tulis

· Berdasarkan Pemakaian

· Hukum

· Ekonomi

· Politik

· Teknik

· Militer

· Agama

· Komunikasi

· Dll

  • Berdasarkan Formal-Nonformal

· Formal

· Nonformal

Ragam Lisan dan Tulis

1. Ragam bahasa lisan adalah bahan yang dihasilkan alat ucap dengan fonem sebagai unsur dasar. Dalam ragam lisan kita berurusan dengan tata bahasa, kosakata dan lafal. Dalam ragam bahasa lisan ini, pembicara dapat memanfaatkan tinggi rendah suara atau tekanan, air muka, gerak tangan atau isyarat untuk mengungkapkan ide.

Ciri-ciri ragam bahasa lisan :
a. Memerlukan kehadiran orang lain
b. Unsur gramatikal tidak dinyatakan secara lengkap
c. Terikat ruang dan waktu
d. Dipengaruhi oleh tinggi rendahnya suara

Kelebihan ragam bahasa lisan :
a. Dapat disesuaikan dengan situasi
b. Faktor efisiensi
c. Faktor kejelasan karena pembicara menambahkan unsure lain berupa tekan dan gerak anggota badan agah pendengar mengerti apa yang dikatakan seperti situasi, mimik dan gerak-gerak pembicara.
d. Faktor kecepatan, pembicara segera melihat reaksi pendengar terhadap apa yang dibicarakannya.
e. Lebih bebas bentuknya karena faktor situasi yang memperjelas pengertian bahasa yang dituturkan oleh penutur.
f. Penggunaan bahasa lisan bisa berdasarkan pengetahuan dan penafsiran dari informasi audit, visual dan kognitif.

Kelemahan ragam bahasa lisan :
a. Bahasa lisan berisi beberapa kalimat yang tidak lengkap, bahkan terdapat frase-frase sederhana.
b. Penutur sering mengulangi beberapa kalimat.
c. Tidak semua orang bisa melakukan bahasa lisan.
d. Aturan-aturan bahasa yang dilakukan tidak formal.

Contoh Ragam Lisan

  1. Pengunaan Bentuk Kata

1) Dinas PU Senang Ngelihat Koban Jalan Berlubang (RM, 9/3/2008)

2) Internet Masuk Desa, Menteri Nuh Ngeblok Situs Porno (RM, 9/3/2008)

3) Pembahasan APBD 2008 lelet: Saya Tepaksa Ngutang (PK, 23/2/2008)

4) Ngetop dengan ungkapan, “Siapa sih lo?” (PK, 23/2/2008)

b. Penggunaan Kosakata

1) Fauzi Bomo ogah bertanggung jawab (RM, 9/3/2008)

2) Susilo Cs Pede Jadi Juara Pilpres (RM, 9/3/2008)

3) Oleg Dibikin Oleng (RM, 9/3/2008)

4) Penculik mahasiswi spesialis incar gadis (PK, 23/2/2008)

c. Penggunaan Struktur Kalimat

1) Kalo menurutku, itu malah bagus bisa mengurangi kemacetan, ya yok i? (PK, 23/2/2008)

2) Dengan kalian mogok sebagai alasan untuk tidak ngasih pesangon. (PK, 23/2/2008)

2. Ragam Tulis

Ragam bahasa tulis adalah bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya. Dalam ragam tulis, kita berurusan dengan tata cara penulisan dan kosakata. Dengan kata lain dengan ragam bahasa tulis, kita tuntut adanya kelengkapan unsur kata seperti bentuk kata ataupun susunan kalimat, ketepatan pilihan kata, kebenaran penggunaan ejaan dan penggunaan tanda baca dalam mengungkapkan ide.

Ciri-ciri ragam bahasa tulis :
a. Tidak memerlukan kehaduran orang lain.
b. Unsur gramatikal dinyatakan secara lengkap.
c. Tidak terikat ruang dan waktu
d. Dipengaruhi oleh tanda baca atau ejaan.

Kelebihan ragam bahasa tulis :
a. Informasi yang disajikan bisa dipilih untuk dikemas sebagai media atau materi yang menarik dan menyenangkan.
b. Umumnya memiliki kedekatan budaya dengan kehidupan masyarakat.
c. Sebagai sarana memperkaya kosakata.
d. Dapat digunakan untuk menyampaikan maksud, membeberkan informasi atau mengungkap unsur-unsur emosi sehingga mampu mencanggihkan wawasan pembaca.

Kelemahan ragam bahasa tulis :
a. Alat atau sarana yang memperjelas pengertian seperti bahasa lisan itu tidak ada akibatnya bahasa tulisan harus disusun lebih sempurna.
b. Tidak mampu menyajikan berita secara lugas, jernih dan jujur, jika harus mengikuti kaidah-kaidah bahasa yang dianggap cenderung miskin daya pikat dan nilai jual.
c. Yang tidak ada dalam bahasa tulisan tidak dapat diperjelas/ditolong, oleh karena itu dalam bahasa tulisan diperlukan keseksamaan yang lebih besar.
Ragam bahasa fungsionalm adalah ragam bahasa yang dikaitkan dengan profesi, lembaga, lingkungan kerja atau kegiatan tertentu lainnya. Ragam fungsional juga dikaitkan dengan keresmian keadaan penggunaannya.

Ada 3 ragam bahasa fungsional, yaitu :
1. Ragam Bahasa Bisnis
Ragam bahas bisnis adalah ragam bahasa yang digunakan dalam berbisnis, yang biasa digunakan oleh para pebisnis dalam menjalankan bisnisnya.
Ciri-ciri ragam bahasa bisnis :
a. Menggunakan bahasa yang komunikatif
b. Bahasanya cenderung resmi
c. Terikat ruang dan waktu
d. Membutuhkan adanyaorang lain

Ragam Baku dan Nonbaku

  1. Ragam Baku adalah ragam yang dilembagakan dan diakui oleh sebagian besar pemakainya sebagai bahasa resmi dan sebagai kerangka acuan norma bahasa dalam penggunaannya.

Syarat Ragam Baku :

· Kemantapan dinamis

Kemantapan berarti, bahasa baku seuai dengan pola dan sistembahasa yang baku

Misalnya:

Bentuk kata dengan peng-

Peng + kontrak = pengontrak

bukan pengkontrak

meng- + suplai = menyuplai

bukan mensuplai

Dinamis berarti, tidak kaku dan dapat menerima perubahan yang berpola dan bersistem

Misalnya:

penatar >< petatar

penyuluh >< pesuluh

penyepak bola >< pesepak bola

penuduh >< tertuduh

pendakwa >< terdakwa

· Cendekia

· Ragam baku cendekia adalah ragam baku yang dipakai di tempat resmi.

· Penggunanya adalah orang yang terpelajar

· Biasanya diperoleh dari jalur formal

· Ragam cendekia lahir dari kesadaran berbahasa sehingga kalimat yang dihasilkan jelas dan cendekia.

Misalnya (tidak cendekia):

Rumah ini mau dijual.

· Seragam

· Pembakuan bahasa adalah proses penyeragaman bahasa.

· Pembakuan mencari kesamaan bahasa

· Keseragaman didasarkan kesepakatan.

· Bahasa baku tidak lepas dari kesepakatan untuk keseragaman.

· Misalnya:

SIM bukan lisensi

KTP bukan identitas pribadi

2. Ragam Nonbaku Ragam tidak baku (nonbaku) adalah ragam yang menyimpang dari norma baku.

· Menyimpang dari kebakuan

Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar :

· Bahasa Indonesia yang baik adalah bahasa Indonesia yang digunakan sesuai dengan sikon, siapa teman bicara.

· Bahasa Indonesia yang benar adalah bahasa Indonesia yang digunakan sesuai dengan kaidah/norma bahasa (diksi, ejaan, sturtur).

· Bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah bahasa Indonesia yang baku.


Sumber :

http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Indonesia

valentz007.files.wordpress.com/2009/10/ragam-bahasa-indonesia.ppt

http://princessniemoss.blogspot.com/2010/03/ragam-bahasa-indonesia.html